Minggu, 18 Oktober 2015

Sejarah Desa Citalang




SEJARAH DESA CITALANG

Desa Citalang berdiri pada tahun 1830 dan Raden Mas Bangsayuda sebagai Kepala Desa yang diangkat secara aklamasi oleh masyarakat saat itu. Raden Mas Bangsayuda adalah anak Bupati Brebes yang diutus oleh ayahnya untuk menyerang Pemerintah Belanda (VOC) bersama adik-adiknya Raden Mas Arpin, Raden Mas Sumadireja dan Raden Mas Bora. Karena mengalami kekalahan dalam melawan VOC akhirnya Raden Mas Bangsayuda, Raden Mas Arpin dan Raden Mas Sumadireja menetap di Citalang Purwakarta yang kemudian mendirikan Desa Citalang sedangkan Raden Mas Bora menetap di Pangkalan Karawang. 

Asal-usul/Legenda Desa

SEPINTAS KILAS SEJARAH DESA CITALANG

Pada abad ke XVII, 4 orang anak Bupati Brebes yang bernama Raden Mas Bangsayuda, Raden Mas arpin, Raden Mas Sumareja dan Raden Mas Bora diutus untuk menyerang Pemerintahan Belanda ( VOC ) di Batavia  dengan membawa sejumlah prajurit. Namum pasukan Raden Mas Bangsayuda mengalami kekalahan akibat persenjataan yang kurang seimbang. Pasukan Brebes menetap di Kaum Karawang selama 5 tahun untuk memperkuat pasukannya dan kembali melakukan penyerangan kepada Pemerintah Belanda yang ada di Karawang namun kembali pasukan Brebes mengalami kekalahan dan mundur ke Purwakarta tepatnya di Legoksari dekat situ Buled. Putra Bupati Brebes yang bernama Raden Mas Dora menetap di Pangkalan Karawang, sedangkan yang menetap di Purwakarta adalah Raden Mas Bangsayuda, Raden Mas Arpin dan Raden Mas Sumadireja. Dari Legoksari ke 3 anak Bupati beserta sisa Prajuritnya pindah ke Desa Citalang dan Gandasoli Kecamatan Plered. Mereka menetap di Desa tersebut untuk bersembunyi dari kejaran pasukan Belanda. Setelah cukup lama menetap di Desa Citalang dan Gandasoli dan merasa aman Putra Bupati Brebes dan para prajuritnya kembali ke Purwakarta tepatnya ke Kampung Citalang, saat itu belum berbentuk Desa.
Pada saat pertama kali Prajurit Brebes datang ke kampung Citalang, kampung Citalang hanya dihuni oleh 7 kepala keluarga yang menempati 7 buah gubuk dan tidak masuk kedalam wilayah Desa tertentu. Keadaan waktu itu hanya membentang padang alang-alang yang luas, tandus dan gersang.
Penduduk asli Citalang sangat gembira dengan datangnya prajurit Brebes sehingga setelah beberapa lama tinggal maka secara aklamasi pada tahun 1830 Raden Mas Bangsayuda dipilih menjadi Kepala Desa Citalang yang Pertama dan bergelar Patinggi I ( Patinggi Bangsayuda ).

1.1    Desa Citalang pada masa Penjajahan Belanda (sebelum Indonesia Merdeka)

1.1.1.   PATINGGI I / RADEN MAS BANGSAYUDA (1830-1860).
Berkat kepemimpinan Patinggi I yang ulet terutama dalam merubah lapangan / medan yang semula tandus secara berangsur-angsur dengan menggunakan pola bercocok tanam yang berpindah-pindah akhirnya bercocok tanam yang menetap dan lahan pertanianpun menjadi lebih produktif.
Prajurit brebes yang semula mengadakan konfrontasi terhadap pemerintahan Belanda dengan mengangkat senjata, sekarang mengubah siasat dengan menggunakan pola pikir yang lebih maju, bahkan kepemimpinan Patinggi I telah mendapat restu dari Pemerintah Belanda.
Pada masa hidupnya Patinggi I mempunyai Istri yang bernama Ny. Mas Absah dan dikaruniai seorang anak perempuan yang diberinama Ny. Mas Rujimah.
Patinggi I menjadi Kepala Desa Citalang selama 30 tahun dan wafat pada tahun 1860.
1.1.2.  PATINGGI II (1860-1890).
Raden Mas Arpin adik dari Raden Mas Bangsayuda melanjutkan jabatan Patinggi I sebagai Kepala Desa Citalang yang kedua dengan gelar Patinggi II. Istri dari Patinggi II bernama Ny. Mas Alwiyah yang berasal dari Wanayasa dan di karuniai seorang Putra bernama Raden Mas Artayuda. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Patinggi II dibantu oleh adiknya Raden Mas sumadireja sebagai penanggung jawab Keamanan Desa. Raden Masa Artayuda diangkat sebagai Juru Tulis.
Pusat Pemerintahan / Balai Desa bertempat  di Kampung Palumbungan (sekarang Kp. Karangsari). Sedangkan wilayah Administratif terdiri dari 3 kampung yaitu Kampung Citalang, Kampung Palumbungan dan Kampung Cikeuyeup.
1.1.3.  PATINGGI III (1890-1920).
Karena saat itu belum ada peraturan tentang Pemilihan Kepala Desa maka yang dipilih menjadi Kepala Desa adalah orang yang terkenal berani dan berwibawa atau orang yang dikenal sakti / Jawara. Dari mulai Patinggi I, II dan III adalah orang yang memenuhi syarat tersebut diatas. Selanjutnya setelah Patinggi II meninggal Jabatan Kepala Desa digantikan oleh Raden Mas Sumadireja dengan gelar Patinggi III. Patinggi III memiliki seorang istri yang bernama Ny. Mas Hadijah dan memiliki seorang Putra bernama Raden Mas Ace Artadireja. Patinggi III menjabat Kepala Desa Citalang selama 30 tahun, karena sudah lanjut usia pada tahun 1920 mengundurkan diri Patinggi III mengundurkan diri sebagai Kepala Desa Citalang. Peninggalan Patinggi III adalah telah dibelinya lahan sawah seluas 1,4 Ha dari hasil usaha lumbung Desa.
1.1.4.  RADEN MAS ARTAMANGGALA (1920-1929)
Setelah Patinggi III mengundurkan diri karena lanjut usia maka untuk pertama kalinya di Desa Citalang diadakan Pemilihan Kepala Desa. Dari hasil pemilihan saat itu yang mendapatkan suara terbanyak adalah Raden Mas Artamanggala yang merupakan Putra dari Kepala Desa Warungkadu yaitu Raden Mas Haji Yusuf. Istilah Patinggi pun tidak digunakan lagi untuk jabatan Kepala Desa Citalang yang ke IV.
Raden Mas Artamanggala mempunyai Istri bernama Ny. Mas Ocit binti Raden Mas Ace Artadireja bin Raden Mas Sumadireja (Patinggi III).
Pada masa Raden Mas arta Manggala mulai ada perubahan dalam bidang Pemerintahan  saat itu mualai ada Perangkat Desa diantaranya :
Juru tulis I                  : Raden Mas Atmasasmita
Juru tulis II                 : Raden Mas Sutayuda
Amil                           : Raden Mas Natawireja
Tua-Tua Kampung     : Ayah Sahim
Upas                           : Nuriman
Raden Mas Artamanggala masa jabatannya berakhir pada tahun 1929.
1.1.5.  MAS KOBIK ( 1929-1940 )
Dalam pemilihan Kepala Desa Citalang yang kedua kalinya yang terpilih adalah Raden Kobik sebagai Kepala Desa Citalang Yang ke V yang memiliki istri bernama Uyang Eundeung.
Pada masa Pemerintahan Mas Kobik dari hasil usaha lumbung Desa dapat membeli lahan Sawah seluas 3,665 Ha, maka lahan sawah yang dimiliki Desa Citalang menjadi 5,065 Ha (tahap pertama 1,4 Ha dan tahap kedua 3,665 Ha).
1.1.6.  MAS KAIM (1940-1941)
Setelah berakhirnya masa jabatan Mas Kobik dalam pemilihan Kepala Desa yang ke tiga kalinya di Desa Citalang terpilih Mas Kaim sebagai Kepala Desa Citalang yang VI. Masa jabatan Mas Kaim tidak lama hanya 1 tahun, Mas Kaim mengakhiri jabatannya pada tahun 1941.

1.2    Desa Citalang pada masa penjahan Jepang (1941) dan 
setelah Indonesia Merdeka (1945 ) hingga sekarang.

1.2.1      MAS AMAN (1941-1962)
Mas Aman terpilih sebagai kepala Desa Citalang yang ke VII. Mas Aman menjabat selama 21 tahun dan berakhir pada tahun 1962.Pada saat awal menjabat sebagai Kepala Desa Citalang penjajahan Belanda berpindah tangan ke penjajahan Jepang. Penjajahan Jepang terasa lebih berat lagi ketimbang Belanda karena pemerintahan Jepang benar-benar mengeruk seluruh kekayaan Indonesia dan di bawa ke negaranya tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat Indonesia, kesulitan tersebut juga dirasakan oleh warga Desa Citalang. Penjajahan Jepang berakhir pada tahun 1945 dan Negara Indonesia menyatakan Kemerdekaannya. Setelah Indonesia Merdeka masyarakat tidak langsung dapat membangun dan sejahtera termasuk masyarakat Desa Citalang karena keamanan tidak stabil, rongrongan dari pemerintah Belanda yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia terus dilakukan dan munculnya gerombolan setelah Indonesia Merdeka menyebabkan masalah baru dalam aktifitas masyarakat baik pertanian maupun perdagangan. Situasi tersebut sangat menyulitkan perekonomian masyarakat untuk berkembang bahkan menambah kesengsaraan dan penderitaan. Sampai akhir masa jabatan Mas Aman sebagai Kepala Desa Citalang situasi Politik masih belum stabil namun sudah mulai membaik dan aktifitas perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah kearah yang lebih baik.
1.2.2      MAS HUSEN (1962-1978 ).
Setelah Mas Aman terpilih sebagai Kepala Desa Citalang yang VIII dan menjabat selama 16 tahun yang berakhir pada tahun 1978.
1.2.3      MA’MUN WIJAYA (1978-1993)
Ma’mun Wijaya merupakan Kepala Desa Citalang yang IX setelah Mas Husen berakhir masa jabatannya.
1.2.4      H. AMONG SUYATNA ( 1993-2001 )
H. Among terpilih sebagai Kepala Desa Citalang yang ke X pada tahun 1993 dan berakhir pada tahun 2001.
1.2.5      M. KOSASIH, SE. ( 2001-2013 )
M. Kosasih, SE merupakan Kepala Desa Citalang yang ke XI dan menjabat selama 2 periode. Periode pertama dari tahun 2001 s/d tahun 2007dan periode ke dua dari tahun 2007 s/d tahun 2013.
1.2.6      H. ENDANG RUKANDA ( 2013 Sampai dengan sekarang)

Sejarah Pemerintahan Desa

NAMA-NAMA KEPALA DESA CITALANG

No
Periode
Nama Kepala Desa
Keterangan
1
1830 - 1860
RADEN MAS BANGSAYUDA/ PATINGGI I

2
1860- 1890
RADEN MAS ARPIN/ PATINGGI II

3
1890 - 1920
RADEN MAS SUMADIREJA/ PATINGGI III

4
1920- 1929
RADEN MAS ARTAMANGGALA

5
1929- 1940
MAS KOBIK

6
1940- 1941
MAS KAIM

7
1941 - 1962
MAS AMAN

8
1962- 1978
MAS HUSEN

9
1978 - 1989
MA'MUN WIJAYA

10
1989- 1998
H. AMONG SUYATNA

11
1999  - 2013
M. KOSASIH, SE

12
2013 s/d Skrg SEKARANG
H. ENDANG RUKANDA