SEJARAH DESA CITALANG
Desa Citalang berdiri pada tahun 1830 dan Raden
Mas Bangsayuda sebagai Kepala Desa yang diangkat secara aklamasi oleh
masyarakat saat itu. Raden Mas Bangsayuda adalah anak Bupati Brebes yang diutus
oleh ayahnya untuk menyerang Pemerintah Belanda (VOC) bersama adik-adiknya
Raden Mas Arpin, Raden Mas Sumadireja dan Raden Mas Bora. Karena mengalami
kekalahan dalam melawan VOC akhirnya Raden Mas Bangsayuda, Raden Mas Arpin dan
Raden Mas Sumadireja menetap di Citalang Purwakarta yang kemudian mendirikan
Desa Citalang sedangkan Raden Mas Bora menetap di Pangkalan Karawang.
Asal-usul/Legenda Desa
SEPINTAS KILAS SEJARAH DESA CITALANG
Pada
abad ke XVII, 4 orang anak Bupati Brebes yang bernama Raden Mas Bangsayuda,
Raden Mas arpin, Raden Mas Sumareja dan Raden Mas Bora diutus untuk menyerang
Pemerintahan Belanda ( VOC ) di Batavia
dengan membawa sejumlah prajurit. Namum pasukan Raden Mas Bangsayuda
mengalami kekalahan akibat persenjataan yang kurang seimbang. Pasukan Brebes
menetap di Kaum Karawang selama 5 tahun untuk memperkuat pasukannya dan kembali
melakukan penyerangan kepada Pemerintah Belanda yang ada di Karawang namun
kembali pasukan Brebes mengalami kekalahan dan mundur ke Purwakarta tepatnya di
Legoksari dekat situ Buled. Putra Bupati Brebes yang bernama Raden Mas Dora
menetap di Pangkalan Karawang, sedangkan yang menetap di Purwakarta adalah Raden
Mas Bangsayuda, Raden Mas Arpin dan Raden Mas Sumadireja. Dari Legoksari ke 3
anak Bupati beserta sisa Prajuritnya pindah ke Desa Citalang dan Gandasoli
Kecamatan Plered. Mereka menetap di Desa tersebut untuk bersembunyi dari
kejaran pasukan Belanda. Setelah cukup lama menetap di Desa Citalang dan
Gandasoli dan merasa aman Putra Bupati Brebes dan para prajuritnya kembali ke
Purwakarta tepatnya ke Kampung Citalang, saat itu belum berbentuk Desa.
Pada
saat pertama kali Prajurit Brebes datang ke kampung Citalang, kampung Citalang
hanya dihuni oleh 7 kepala keluarga yang menempati 7 buah gubuk dan tidak masuk
kedalam wilayah Desa tertentu. Keadaan waktu itu hanya membentang padang
alang-alang yang luas, tandus dan gersang.
Penduduk
asli Citalang sangat gembira dengan datangnya prajurit Brebes sehingga setelah
beberapa lama tinggal maka secara aklamasi pada tahun 1830 Raden Mas Bangsayuda
dipilih menjadi Kepala Desa Citalang yang Pertama dan bergelar Patinggi I (
Patinggi Bangsayuda ).
1.1
Desa Citalang pada masa
Penjajahan Belanda (sebelum Indonesia Merdeka)
1.1.1. PATINGGI I / RADEN MAS BANGSAYUDA (1830-1860).
Berkat kepemimpinan Patinggi I yang ulet terutama
dalam merubah lapangan / medan yang semula tandus secara berangsur-angsur
dengan menggunakan pola bercocok tanam yang berpindah-pindah akhirnya bercocok
tanam yang menetap dan lahan pertanianpun menjadi lebih produktif.
Prajurit brebes yang semula mengadakan konfrontasi
terhadap pemerintahan Belanda dengan mengangkat senjata, sekarang mengubah
siasat dengan menggunakan pola pikir yang lebih maju, bahkan kepemimpinan
Patinggi I telah mendapat restu dari Pemerintah Belanda.
Pada masa hidupnya Patinggi I mempunyai Istri yang
bernama Ny. Mas Absah dan dikaruniai seorang anak perempuan yang diberinama Ny.
Mas Rujimah.
Patinggi I menjadi Kepala Desa Citalang selama 30
tahun dan wafat pada tahun 1860.
1.1.2. PATINGGI II
(1860-1890).
Raden Mas Arpin adik dari Raden Mas Bangsayuda
melanjutkan jabatan Patinggi I sebagai Kepala Desa Citalang yang kedua dengan
gelar Patinggi II. Istri dari Patinggi II bernama Ny. Mas Alwiyah yang berasal
dari Wanayasa dan di karuniai seorang Putra bernama Raden Mas Artayuda. Dalam
melaksanakan tugas sehari-hari Patinggi II dibantu oleh adiknya Raden Mas
sumadireja sebagai penanggung jawab Keamanan Desa. Raden Masa Artayuda diangkat
sebagai Juru Tulis.
Pusat Pemerintahan / Balai Desa bertempat di Kampung Palumbungan (sekarang Kp.
Karangsari). Sedangkan wilayah Administratif terdiri dari 3 kampung yaitu
Kampung Citalang, Kampung Palumbungan dan Kampung Cikeuyeup.
1.1.3. PATINGGI III
(1890-1920).
Karena saat itu belum ada peraturan tentang
Pemilihan Kepala Desa maka yang dipilih menjadi Kepala Desa adalah orang yang
terkenal berani dan berwibawa atau orang yang dikenal sakti / Jawara. Dari
mulai Patinggi I, II dan III adalah orang yang memenuhi syarat tersebut diatas.
Selanjutnya setelah Patinggi II meninggal Jabatan Kepala Desa digantikan oleh
Raden Mas Sumadireja dengan gelar Patinggi III. Patinggi III memiliki seorang
istri yang bernama Ny. Mas Hadijah dan memiliki seorang Putra bernama Raden Mas
Ace Artadireja. Patinggi III menjabat Kepala Desa Citalang selama 30 tahun,
karena sudah lanjut usia pada tahun 1920 mengundurkan diri Patinggi III
mengundurkan diri sebagai Kepala Desa Citalang. Peninggalan Patinggi III adalah
telah dibelinya lahan sawah seluas 1,4 Ha dari hasil usaha lumbung Desa.
1.1.4. RADEN MAS ARTAMANGGALA
(1920-1929)
Setelah Patinggi III mengundurkan diri karena
lanjut usia maka untuk pertama kalinya di Desa Citalang diadakan Pemilihan
Kepala Desa. Dari hasil pemilihan saat itu yang mendapatkan suara terbanyak
adalah Raden Mas Artamanggala yang merupakan Putra dari Kepala Desa Warungkadu
yaitu Raden Mas Haji Yusuf. Istilah Patinggi pun tidak digunakan lagi untuk
jabatan Kepala Desa Citalang yang ke IV.
Raden Mas Artamanggala mempunyai Istri bernama Ny.
Mas Ocit binti Raden Mas Ace Artadireja bin Raden Mas Sumadireja (Patinggi
III).
Pada masa Raden Mas arta Manggala mulai ada perubahan dalam
bidang Pemerintahan saat itu mualai ada
Perangkat Desa diantaranya :
Juru tulis I :
Raden Mas Atmasasmita
Juru tulis II :
Raden Mas Sutayuda
Amil :
Raden Mas Natawireja
Tua-Tua Kampung :
Ayah Sahim
Upas :
Nuriman
Raden Mas Artamanggala masa jabatannya berakhir
pada tahun 1929.
1.1.5. MAS KOBIK ( 1929-1940 )
Dalam pemilihan Kepala Desa Citalang yang kedua
kalinya yang terpilih adalah Raden Kobik sebagai Kepala Desa Citalang Yang ke V
yang memiliki istri bernama Uyang Eundeung.
Pada masa Pemerintahan Mas Kobik dari hasil usaha
lumbung Desa dapat membeli lahan Sawah seluas 3,665 Ha, maka lahan sawah yang
dimiliki Desa Citalang menjadi 5,065 Ha (tahap pertama 1,4 Ha dan tahap kedua
3,665 Ha).
1.1.6. MAS KAIM (1940-1941)
Setelah berakhirnya masa jabatan Mas Kobik dalam
pemilihan Kepala Desa yang ke tiga kalinya di Desa Citalang terpilih Mas Kaim
sebagai Kepala Desa Citalang yang VI. Masa jabatan Mas Kaim tidak lama hanya 1
tahun, Mas Kaim mengakhiri jabatannya pada tahun 1941.
1.2
Desa Citalang pada masa
penjahan Jepang (1941) dan
setelah Indonesia Merdeka (1945 ) hingga sekarang.
1.2.1 MAS AMAN (1941-1962)
Mas Aman terpilih sebagai kepala Desa Citalang
yang ke VII. Mas Aman menjabat selama 21 tahun dan berakhir pada tahun 1962.Pada
saat awal menjabat sebagai Kepala Desa Citalang penjajahan Belanda berpindah
tangan ke penjajahan Jepang. Penjajahan Jepang terasa lebih berat lagi
ketimbang Belanda karena pemerintahan Jepang benar-benar mengeruk seluruh
kekayaan Indonesia dan di bawa ke negaranya tanpa memperhatikan kesejahteraan
rakyat Indonesia, kesulitan tersebut juga dirasakan oleh warga Desa Citalang.
Penjajahan Jepang berakhir pada tahun 1945 dan Negara Indonesia menyatakan
Kemerdekaannya. Setelah Indonesia Merdeka masyarakat tidak langsung dapat
membangun dan sejahtera termasuk masyarakat Desa Citalang karena keamanan tidak
stabil, rongrongan dari pemerintah Belanda yang tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia terus dilakukan dan munculnya gerombolan setelah Indonesia Merdeka
menyebabkan masalah baru dalam aktifitas masyarakat baik pertanian maupun
perdagangan. Situasi tersebut sangat menyulitkan perekonomian masyarakat untuk
berkembang bahkan menambah kesengsaraan dan penderitaan. Sampai akhir masa
jabatan Mas Aman sebagai Kepala Desa Citalang situasi Politik masih belum
stabil namun sudah mulai membaik dan aktifitas perekonomian masyarakat
berangsur-angsur berubah kearah yang lebih baik.
1.2.2 MAS HUSEN (1962-1978 ).
Setelah Mas Aman terpilih sebagai Kepala Desa
Citalang yang VIII dan menjabat selama 16 tahun yang berakhir pada tahun 1978.
1.2.3 MA’MUN WIJAYA (1978-1993)
Ma’mun Wijaya merupakan Kepala Desa Citalang yang
IX setelah Mas Husen berakhir masa jabatannya.
1.2.4 H. AMONG
SUYATNA (
1993-2001 )
H. Among terpilih sebagai Kepala Desa Citalang
yang ke X pada tahun 1993 dan berakhir pada tahun 2001.
1.2.5 M. KOSASIH, SE. ( 2001-2013
)
M. Kosasih, SE merupakan Kepala Desa Citalang yang
ke XI dan menjabat selama 2 periode. Periode pertama dari tahun 2001 s/d tahun
2007dan periode ke dua dari tahun 2007 s/d tahun 2013.
1.2.6 H. ENDANG RUKANDA (
2013 Sampai dengan sekarang)
Sejarah Pemerintahan Desa
NAMA-NAMA KEPALA DESA CITALANG
No
|
Periode
|
Nama Kepala Desa
|
Keterangan
|
1
|
1830 - 1860
|
RADEN
MAS BANGSAYUDA/ PATINGGI I
|
|
2
|
1860-
1890
|
RADEN
MAS ARPIN/ PATINGGI II
|
|
3
|
1890
- 1920
|
RADEN
MAS SUMADIREJA/ PATINGGI III
|
|
4
|
1920-
1929
|
RADEN
MAS ARTAMANGGALA
|
|
5
|
1929-
1940
|
MAS
KOBIK
|
|
6
|
1940-
1941
|
MAS KAIM
|
|
7
|
1941 -
1962
|
MAS AMAN
|
|
8
|
1962- 1978
|
MAS
HUSEN
|
|
9
|
1978 - 1989
|
MA'MUN
WIJAYA
|
|
10
|
1989- 1998
|
H. AMONG
SUYATNA
|
|
11
|
1999 - 2013
|
M. KOSASIH, SE
|
|
12
|
2013 s/d Skrg
SEKARANG
|
H.
ENDANG RUKANDA
|
Trah satria semoga amanah anak cucuknya..berguna bagi bangsa'negara dan Agama..
BalasHapusOh kitu
BalasHapusMantap. Desa kelahiran ku
BalasHapusMohon pendapat aap cocok sbg pasar property utk pmbangunan rumah disana
BalasHapus